Bukan bermaksud menggurui, tapi apa salahnya kedua hari nasional tersebut menjadi salah satu faktor pendorong bagi kita supaya bersemangat membangun bangsa? Nah, untuk membangun bangsa lewat pendidikan tentu kita harus mempunyai badan dan jiwa yang sehat. Begitu pula dengan kebangkitan nasional. Bagaimana bangsa dan negara bisa bangkit kalau orang-orangnya tidak berbadan dan berjiwa sehat? Untuk itu, kita perlu mendapat asupan makanan yang sehat dan bergizi pula, selain rajin berolahraga dan istirahat yang teratur. Makanan sehat dan bergizi tentu adalah makanan yang mengandung empat sehat lima sempurna. Kembali ke pelajaran Sekolah Dasar, bahwa makanan empat sehat lima sempurna terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur mayur, buah, dan susu yang merupakan pelengkap sehingga menjadi sempurna! Siph deh! Mau hidup sehat? Awalnya dari makanan! Makanan Sehat : Segar dan Berkualitas. “Kalau kata orang tua, makanan yang sehat itu pasti adalah sayuran.” komentar Iva, seorang copywiter. Betul! Berbagai jenis sayur-mayur mengandung banyak vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Namun, awas! Jangan sembarangan sayur! Kalau sayur-mayurnya ditanam dengan menggunakan pestisida yang berlebihan, ya sama juga bohong dong! Bisa-bisa tubuh malah sakit! Intinya sih, bahan segar dan berkualitas itu menjadi unsur utama dalam makanan sehat. Nah, berarti kalau makanan produk olahan biasanya kurang baik lho! Soalnya produk olahan itu mengandung bahan aditif yang kurang baik dikonsumsi dalam jangka panjang. “Iya sih, temen gue, cewek dari kecil doyan banget makan fastfood dari kecil, eh pas gedenya bagian badannya malah ada yang nggak seimbang gitu…ada yang gede sebelah lah..” jelas Aldi, menceritakan pengalaman temannya. Nah lo! Apaan yang gede sebelah? Selain sayur-mayur, daging-dagingan juga bisa menjadi makanan yang sehat asaaaaalllll….ya itu tadi, dagingnya segar dan berkualitas! Kalau daging sapi, pastikan sapinya memang sehat. Pastikan dagingnya segar! Kalau daging ayam juga begitu, pastikan ayamnya sehat, nggak terjangkiti virus flu burung, nggak disuntik yang aneh-aneh, dan sebagainya. Pusing ya? Mau makan saja repot. Mau sehat saja repot. Tapi..tunggu! Nggak cuma memilih bahan yang segar dan berkualitas saja, pengolahan makanan juga perlu diperhatikan! Makanan Sehat: Pengolahannya “Ibu gue bilang kalau makanan gorengan itu nggak baik konon kandungan minyak dalam gorengan itu bisa bikin kanker..” kata Pika, gadis yang hobi memasak.Ya, hal semacam itu mungkin sudah sering kita dengar. Maka itu, kita harus memperhatikan kandungan minyak yang digunakan. Apakah rendah lemak? Non kolesterol? Lalu, minyak yang digunakan bersih atau tidak? Asal tahu saja, kadang minyak yang digunakan untuk menggoreng cemilan/goreng-gorengan (yang dijual abang-abang di pinggir-pinggir jalan) adalah minyak bekas. Hii..kebayang dong racunnya berapa banyak? Oleh karena itu, memang sebenarnya cara yang baik adalah menghindari makanan goreng-gorengan. Kan lumayan menjaga pita suara juga agar selalu dalam kondisi prima! Karaoke-an jalan terus deh! Hehehe.. Untuk itu, pengolahan sayur-mayur dan daging itu bisa dikukus, ditim, atau ditumis. Dalam pengolahan, jangan asal pula menggunakan peralatan masak. Pastikan kalau peralatan masak yang digunakan tidak dilapisi bahan kimia. Jangan sering menggunakan wajan yang berlapis antilengket. “Iya tuh, sodara gue keseringan pakai wajan yang antilengket gitu, sekarang malah divonis kanker!” cerita Dewi. Waduh, serem banget kan? Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Anda mungkin dapat menggunakan wajan besi, wajan aluminium atau panci tembaga. Makanan Sehat: Penyajian dan Konsumsi Bahan dasar yang sehat sudah, diolah dengan benar sudah, lalu disajikan dong! Sajikan makanan sesegar mungkin. Soalnya supaya nutrisi dalam makanan tetap terjaga. Bukan hanya tekstur dan warnanya saja yang tetap terjaga. Setelah disajikan, makanlah sesegera mungkin. Jangan kelamaan ditunda, nanti tubuh kita nggak dapat nutrisinya dong! Namun ingat, makanlah sesuai jadwal dan dengan porsi yang sesuai. Jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit. Kalau beberapa jam setelah makan masih lapar, tenang, konsumsi cemilan saja! Eh tapi cemilannya juga yang benar! Jangan mengandung bahan pengawet yang aneh-aneh. Jangan lupa minumannya! Kalau makan makanan sehat mulu tanpa asupan minum, bisa-bisa kerongkongan seret dong. Seperti kata pakar-pakar, konsumsi air putih minimal delapan gelas sehari. Kayaknya sudah bukan zamannya lagi masih minum minuman yang berkarbonasi. Setiap kaleng minuman berkarbonasi itu kandungan gulanya ampun-ampunan deh banyaknya! “Bokapnya temen gue sekarang stroke gara-gara dulunya suka minum minuman berkarbonasi gitu, terus jarang minum air putih!” cerita Vera, seorang aktivis kampus. Kenapa kita perlu air putih? Soalnya, air putih selain bisa memenuhi kebutuhan mineral dalam tubuh, air putih juga dapat memperlancar buang air besar. Nah jadi racun-racun makanan bisa ikut kebuang kan! Jadi, kalau pergi kemana-kemana jangan lupa bawa atau membeli air mineral. Lumayan, selain murah juga menyehatkan! Nggak usah merasa gengsi atau malu karena nggak beli minuman yang mahal. Minuman seenak dan semahal apapun nggak ada artinya kalau ujung-ujungnya kita malah sakit. Kalau harus membeli? Kalau memang sedang jajan makanan di luar, pilih-pilih tempatnya! Yang bersih, yang kira-kira pengolahannya baik, dan sebagainya. Sekarang sudah banyak kok restoran-restoran yang menyajikan makanan yang sehat, dari mulai restoran yang menggunakan bahan baku yang organik, mie yang berbahan dasar sayuran (bukan pewarna), sampai restoran yang menyajikan menu makanan sesuai golongan darah. “Gue anak kos dan jarang banget masak, jadi mau nggak mau harus beli makanan. Tapi gue pilih-pilih, gue beli makanan yang isinya sehat dan bergizi. Jadi ada nasi, sayur, lauknya.” cerita Dian, seorang humas restoran yang tinggal di kos-kosan. Nah, apa yang dilakukan Dian dapat dicontoh. Jadi anak kos bukan berarti makan sembarangan. Kalaupun terpaksa makan di luar/ tempat makan, tetap penuhi kandungan gizi tubuh kita. Makanan yang dibeli ada karbohidratnya, protein hewaninya, nabati, dan lainnya. Jangan lupa, kalau membeli makanan atau minuman dalam kemasan, cek label kemasannya. Perhatikan kandungan gizi dalam makanan atau minuman tersebut. Layak atau tidak? Sesuai dengan tubuh atau tidak? Gaya Hidup Sehat Menurut ahli gizi Emma S Wirakusumah, prinsip yang harus dipegang adalah hidup sehat, yaitu makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Maka itu, untuk bertahan hidup, kita perlu makan dan minum yang benar dan teratur. Kesehatan itu mahal harganya. Hari gini masuk rumah sakit..aduuhhh mahal segala-galanya! Dari mulai biaya rawat inap, obat-obatan, pemeriksaan lab, sampai dokter. Kemudian, selain itu kita perlu tahu tubuh kita itu butuh gizinya berapa banyak. Nggak setiap orang sama kebutuhan gizinya. Kalau kita sudah tahu kebutuhan gizi dalam tubuh kita, kita jadi mudah untuk menyesuaikan asupan makanan dan minuman. Jangan lupa juga untuk mengimbangi makanan dengan olahraga yang teratur. Menurut Pedoman Umum Gizi Sehat, porsi makanan yang baik adalah 60-65 persen dari kebutuhan kalori tubuh harus berupa karbohidrat kompleks seperti nasi, kentang, mi, ubi, dan roti. Karbohidrat kompleks dipakai sebagai sumber energi. Lalu 10-15 persen berupa protein sebagai zat pembangun tubuh, dan sisanya berupa bahan makanan lainnya seperti lemak, sayuran, dan buah-buahan sebagai sumber pengatur tubuh. Konsumsi serat juga diperlukan, minimal 25-30 gram per hari. Serat itu ada dimana? Ya, antara lain ada di sayuran dan buah-buahan. Guna serat itu antara lain untuk mengikat zat racun, kolesterol, kelebihan lemak, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh sebab serat mampu merangsang pertumbuhan bakteri baik (probiotik) dan menekan pertumbuhan bakteri jahat. Obesitas juga mampu dibasmi oleh serat sebab serat mampu menghambat penyerapan lemak oleh usus dan memperlama rasa kenyang. Jadi nggak bakal kelaparan terus. Namun, kalau masih kelaparan juga setelah merasa cukup mengkonsumsi serat, nampaknya perlu dicek ke dokter deh. Cacingan barangkali? Hehe.. Sehat=No Diet, Makan Sesukanya! Lho, apalagi ini? Kok jadi kontradiktif dengan sebelumnya? Berdasarkan hasil searching icip-icip.com di internet, kami menemukan pendapat Dr. Jules Hirsch, guru besar di Universitas Rockefeller, New York, AS, dan Harriet Brown, seorang editor sebuah antologi tentang anoreksia, berjudul ”Mr Wrong” yang mengatakan orang tidak perlu diet namun tetap makan makanan yang disukainya. Apa sebab? Konon sebabnya tubuh manusia akan menyerap dengan baik segala unsur dari makanan yang kita sukai. Sebaliknya, tubuh pun akan menolak kandungan unsur makanan yang tidak kita sukai meski tergolong makanan sehat. Ini telah terbukti melalui suatu penelitian! Logikanya begini, ternyata proses pencernaan manusia itu berhubungan erat dengan otak kedua atau nyali yang ada di otak manusia. Kalau ada makanan yang beraroma menggoda (apalagi makanan favorit!), otak akan mendorong kelenjar air liur untuk beraksi. Bersamaan dengan itu pula, otak memerintahkan perut untuk mengeluarkan getah perut lebih banyak. Hasilnya, tubuh akan menyerap lebih banyak nutrisi, makanan tercerna dengan baik dan seluruhnya masuk ke dalam sistem metabolisme tubuh. Jadi, misalnya ada setumpuk sayuran yang harus dimakan. Walaupun sangat bergizi tapi kitanya nggak suka, makanannya malah tidak tercerna dengan baik. Namun, kalau ada setumpuk chocolate cake kesukaan kita, walaupun gizinya rendah tapi lemaknya banyak, makanannya malah tercerna dengan baik. Begitu katanya.. Wah, wah..bingung? Jangan! Yah, namun pada akhirnya lebih baik segala sesuatu berjalan dengan seimbang. Mempunyai hidup yang sehat pastinya dengan tubuh yang sehat. Untuk mendapatkan tubuh yang sehat, perlu keseimbangan asupan makanan dan minuman. Makanan yang sehat dan bergizi memang perlu, namun untuk variasi boleh deh sekali-kali makan cemilan yang (sebenarnya) kurang menyehatkan. Imbangi pula dengan olahraga, jauhi stress, rokok, alkohol, apalagi narkoba! Hehehe..bagaimana, sudah siap membangun negara dan bangsa dengan tubuh yang sehat serta jiwa yang kuat?=) |
Minggu, 18 April 2010
hidup sehat
Hidup Sehat Berawal Dari Makanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar